Dunia traveling dan segala kisah dan cerita unik yang terdapat didalamnya memang pantas untuk divisualisasikan melalui sebuah karya film. Yup, terdapat beberapa film menarik yang menceritakan mengenai sisi lain dari dunia traveling dengan ide cerita yang diluar dugaan namun tetap dengan penyajian yang berkualitas. Check this out!
The Terminal
Lagi-lagi Tom Hanks mendapatkan peran dalam film yang beride cerita unik, out of the box, dan esensial. Film ini menceritakan tentang Viktor Navorsky, seorang imigran Krakozhia, sebuah negara fiksi di Eropa Timur yang mengunjungi Amerika untuk mendapatkan tanda tangan pemain musik beraliran Jazz, agar dapat melengkapi koleksi almarhum ayahnya. Namun saat Victor berada dalam penerbangan, terjadi sebuah pemberontakan di negaranya yang mengakibatkan paspor negara tersebut tidak berlaku untuk memasuki negara manapun, dan tidak pula ada penerbangan yang melayani tujuan ke negara asalnya.
Akhirnya selama hampir setahun Viktor harus terlunta-lunta di bandara dan menjadikan bandara sebagai tempat tinggalnya, tempat kerjanya, bahkan tempat berwisatanya sekaligus. Meski hanya berlatar tempat di bandara, namun interaksi dan kehidupan Viktor selama di bandara sangat menyentuh sisi emosi kita dan karakter tersebut dibawakan sangat apik oleh Tom Hanks.
127 Hours
Bila film “The Terminal” kita anggap sebagai film dengan latar tempat yang sempit, maka ada yang lebih dari itu. Yup, film “127 Hours” merupakan film bertemakan traveling namun mengambil sisi survival dari seorang traveler yang terjebak di area tebing. Dan hampir sepanjang film dari awal hingga akhir hanya berkutat pada penampakkan sang tokoh yang berusaha bertahan hidup di tebing tempatnya terjebak. Aron Ralston yang harus melewatkan lima hari dalam hidupnya terjepit di celah ngarai tebing Robbers nun jauh di pedalaman Utah, tanpa ada seorangpun tahu. Di saat-saat tanpa kepastian ini, hanya refleksi masa lalu yang membayang di mata Aron.
Selama terjebak, Aron menghabiskan waktunya untuk mengevaluasi makna hidup serta mengumpulkan segenap keberanian terus bertahan selama mungkin. Kondisi yang menempatkan karakter utama pada titik terendah memberikan pesan dalam tentang belajar dari kesalahan untuk kemudian diperbaiki dan terus melanjutkan hidup.
Into The Wild
Bayangkan kalian merupakan seseorang yang memiliki segalanya dalam hal materi dan fasilitas hidup. Lalu kalian mulai merasa bosan dengan segala apa yang kalian punya dan berusaha mengentaskan diri dari zona nyaman tersebut. Yup, hal tersebut dialami oleh Christoper McCandles yang merasakan kejenuhan dalam hidupnya dan dia merasa sudah berada dalam puncak hidup dengan kekayaan yang luar biasa, ia pun memutuskan untuk meninggalkan kehidupan lamanya dan hidup sebebas-bebasnya di alam liar.
Sanking bebasnya, Christopher jalan tanpa mempersiapkan dengan matang dari rencana perjalanannya tersebut. Dia pergi dari rumah dan membakar seluruh kartu identitas, debit card, dan uang yang dia punya untuk hidup di Alaska sendirian. Ya, dia termasuk solo backpacking. Dan disitulah banyak cerita dan liku masalah menarik yang diungkap dalam film dan diceritakan dengan baik.
5 cm
Film ini merupakan film traveling paling mainstream dan tenar di Indonesia. Bercerita mengenai 6 pemuda yang menginginkan liburan yang lebih dari sekedar liburan dan wisata biasa. Akhirnya mereka memutuskan bukan untuk ke pantai atau ke tempat wisata “manis, namun mereka langsung melakukan pendakian ke gunung api tertinggi se Jawa, yaitu Gunung Semeru. Meskipun dialog dan jalan ceritanya cukup retorikal, namun film ini cukup berkualitas dan mampu memvisualisasikan kondisi pendakian gunung meski dibubuhi aksi dramatikal yang agak berlebih.
Seven Years In Tibet
Tak selamanya rencana yang telah kita susun dan keinginan yang telah kita impikan selalu berjalan mulus dan terwujud nyata. Pasti ada liku-liku yang membuat semuanya menjadi berbelok. Seperti kisah dalam film ini yang bercerita tentang mimpi pendakian Heinrich Harrer yang pupus namun digantikan oleh petualangan besar lainnya. Heinrich terpaksa batal dan tidak jadi berjumpa puncak Nanga Parbat sebab ditangkap dan dipenjara oleh tentara Polandia di sebuah kamp perbatasan Himalaya-Bangladesh.
Saat berhasil kabur dari penjara, Heinrich memutuskan untuk berangkat menuju Tibet. Namun perjalanan tak menentu itu malah membuatnya sesat hingga ke Lhasa, tempat suci dimana Dalai Lama ke-12 tinggal. Selama 7 tahun terdampar, kisah Heinrich dipenuhi oleh konflik perbatasan negara hingga terlibat jalinan pertemanan dengan Dalai Lama muda. Disinilah banyak pelajaran hidup dan sosial yang bersifat esensial yang diungkapkan pada film. Di Tibet pulalah ia belajar kebijaksanaan timur, dimana manusia tak diukur dari prestasinya, melainkan dari bagaimana ia menaklukkan diri sendiri.